Selasa, 01 September 2015

FAKTOR PENENTU KAMPUNG UGYEHEKBRIG TAHUN 2015



KATA PENGANTAR

Faktor Penentu menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dengan perencanaan penyuluhan pertanian, karena menjadi acuan yang menentukan  arah dan tujuan penyuluhan.
Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual dengan kondisi yang ingin dicapai (potensial).  Faktor-faktor tersebut antara lain ;
         Faktor penyebab yang bersifat perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap yakni berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi/teknologi baru dan Faktor penyebab yang bersifat non perilaku menyangkut sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha.
Masalah yang ada pada petani baik itu masalah perilaku maupun non perilaku sangatlah kompleks,  Namun sejatinya masalah tersebut tetap diidentifikasi, diuji prioritasnya, sehingga mendapatkan prioritas masalah yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan programa penyuluhan pertanian.
Dari prioritas masalah yang ada selanjutnya disusun rencana upaya pemecahannya secara berjenjang.
Demikian Faktor Penentu ini disusun, semoga dapat menjadi acuan dalam merencanakan penyuluhan pertanian, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produksi, pendapatan, serta kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha.


I.                    PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penyuluhan yang efektif bagi peningkatan pengetahuan,  sikap dan ketrampilan petani yang bermuara pada peningkatan produksi dan kesejahteraan petani adalah penyuluhan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani baik secara tehnis, sosial dan ekonomis.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat permasalahan yang ada maka dilakukanlah Identifikasi factor penentu (Impact Point) baik Perilaku maupun Non perilaku  secara tehnis, sosial maupun ekonomi melalui metode Analisa Gawat, Mendesak dan Penyebarannya (GMP).
Gawat maksudnya merupakan besar/ kecilnya akibat atau kerugian bagi masyarakat petani setempat. Mendesak adalah ketersediaan waktu bagi pemecahan masalah tertentu, Apabila masalah itu tidak dapat ditunda lagi berarti semakin mendesak. Penyebarannya, merata atau hanya parsial saja masalah tersebut muncul. Semakin merata berarti penyebarannya semakin tinggi.

B.      Tujuan
Tujuan dilakukannya Identifikasi factor penentu adalah sebagai berikut :
1.       Mengetahui tingkat penerapan tehnologi petani pada suatu wilayah penyuluhan pertanian serta faktor permasalahan yang memepengaruhinya, melalui identifikasi permasalahan baik perilaku maupun non perilaku.
2.       Sebagai bahan bagi penyusunan programa penyuluhan tingkat Kampung
3.       Memperjelas materi, tehnologi serta inovasi yang akan disuluhkan kepada petani sesuai dengan prioritas masalah yang harus dipecahkan
4.       Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penerapan tehnologi dari waktu kewaktu serta sejauh mana permasalan tersebut dipecahkan baik ditingkat kampung, kabupaten serta berjenjang tingkat yang lebih tinggi.


II.                  MASALAH

  1. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Masalah Perilaku dan Non Perilaku dilakukan dengan menggali dan menghimpun dari para petani yang hasilnya pada tabel berikut :
Tabel 1. Daftar Identifikasi Masalah
No
Usaha
tani
Penerapan Teknologi (sekarang)
Masalah
Teknis
Sosial
Ekonomi
I
Padi
Jarak Tanam

Jarak Tanam Tidak dilakukan sesuai anjuran karena rendahnya pengetahuan dan kerampilan.
-
-
Bibit Unggul
Bibit yang digunakan masih jenis lokal karena kurangnya pengetahuan.
-
Modal terbatas
Pupuk
Pemupukan tidak dilakukan karena kurangnya pengetahuan
Pupuk tidak tersedia dipasaran
Modal terbatas
II
Jagung
Jarak Tanam

Jarak Tanam Tidak dilakukan sesuai anjuran karena rendahnya pengetahuan dan kerampilan.
-
-


Pembumbunan

Pembumbunan tidak dilakukan karena kurangnya pengetahuan.
-
-


Bibit Unggul
Bibit yang digunakan masih jenis lokal karena kurangnya pengetahuan.
-
Modal terbatas


Pupuk
Pemupukan tidak dilakukan karena kurangnya pengetahuan
Pupuk tidak tersedia dipasaran
Modal terbatas
III
Kacang Tanah
Bibit Unggul
Bibit yang digunakan masih jenis lokal karena kurangnya pengetahuan.
-
Modal terbatas





Pupuk
Pemupukan tidak dilakukan karena kurangnya pengetahuan dan sikap
Pupuk tidak tersedia dipasaran
Modal terbatas
Pasca Panen
Pasca Panen dilakukan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani
-
-
IV
Sapi
Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan belum  dilakukan karena kurangnya pengetahuan
Sarana inseminasi buatan tidak ada
-






Perkandangan Ternak
-
Terbatas
nya lahan untuk menanam rumput
Terbatas
nya modal untuk membuat kandang
Pakan Ternak
pakan ternak yang diberikan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan
 Lahan yang terbatas untuk menanam rumput
-
Penyakit Cacing
Petani belum   melaksa nakan penangan penyakit  cacing karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan.

-
Obat cacing sangat langka dipasaran
V
Babi
Pakan Tambahan
pakan tambahan diberikan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
-
-
Perkandangan
Perkandangan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
-
Modal terbatas




Mutu bibit
Bibit yang digunakan masih jenis lokal karena kurangnya pengetahuan.
-
Modal terbatas






VI
Kakao
Pemangkasan tanaman.
Pemangkasan tanaman dilakukan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
-
-
Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao.
Pengendalian hama PBK tidak sesuai anjuran karena kuranngya pengetahuan dan ketrampilan
-
-






VII
Sosial
Manfaat kelompok tani.
-
Kelompok belum berfungsi dengan baik 
-
Kerjasama petani dalam kelompok
-
Kurangnya kerjasama anggota didalam kelompok
-
Kelompok belum mampu mengakses sumber permodalan
-
Kurangnya Kemam
puan mengakses sumber per
modalan
-
VIII
Ekonomi
Pemupukan Modal Kelompok
-
-
Modal terbatas
Kelompok belum berperan dalam pengadaan sarana produksi
-
-
Modal terbatas
Kurangnya modal petani untuk membeli bibit unggul babi
-
-
Modal terbatas


  1. PERUMUSAN MASALAH
1.       Uji Prioritas Masalah Menggunakan GMP
Tabel  2. Prioritas Masalah
NO
MASALAH
G
M
P
JMLH
I
PERILAKU




1
Padi





a. Jarak Tanam
3
3
3
9

b. Bibit Unggul
3
3
3
9

c. Pupuk
3
3
3
9
2
Jagung





a. Jarak Tanam
2
1
1
4

b. Pembumbunan
1
1
1
3

c. Bibit Unggul
3
3
3
9

d. Pupuk
2
3
3
8
3
Kacang Tanah





a. Bibit Unggul
3
3
3
9

b. Pupuk
1
2
2
5

c. Pasca Panen
2
2
1
5
4
Sapi





a. Inseminasi Buatan
3
3
3
9

b. Perkandangan Ternak
2
2
1
5

c. Pakan Ternak
2
1
1
4

d. Penyakit Cacing
3
3
3
9
5
Babi





a. Pakan Tambahan
3
2
3
8

b. Perkandangan
2
1
1
4

c. Mutu bibit
3
3
3
9
6
Kakao





a. Pemangkasan tanaman.
3
3
3
9

b. Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao.
3
3
3
9
7
Sosial





a. Manfaat kelompok tani.
3
3
3
9

b. Kerjasama petani dalam kelompok
3
1
1
5

c. Kelompok belum mampu mengakses sumber
    permodalan
2
1
1
4
8
Ekonomi





a. Pemupukan Modal Kelompok
1
1
1
3

b. Kelompok belum berperan dalam pengadaan
    sarana produksi
2
1
1
4

c. Kurangnya modal petani untuk membeli bibit unggul babi
3
3
3
8
II
NON PERILAKU





a.Obat cacing sangat langka dipasaran
3
3
3
9

b.Sarana Inseminasi Buatan tidak ada
3
3
2
7

c.Bibit unggul babi sulit di pasaran
3
3
3
9


Keterangan :
Nilai 3            = Gawat, Mendesak, Penyebaran tinggi
Nilai 2            = Agak gawat,  Agak mendesak, Penyebaran cukup
Nilai 1            = Tidak gawat, Tidak mendesak, Penyebaran rendah
2.       Urutan Prioritas Masalah
Dari Hasil uji prioritas masalah  maka didapat masalah baik perilaku dan non perilaku sebagai berikut  :
A.      Masalah Perilaku  :
a.       Aspek Teknis
Ø  Petani melakukan penanaman Padi dengan jarak tanam sesuai anjuran baru 2 %
Ø  Petani menggunakan bibit unggul padi sesuai anjuran baru 2 %
Ø  Petani melakukan pepupukan tanaman padi sesuai anjuran 3 %
Ø  Petani menggunakan bibit unggul Jagung sesuai anjuran baru 4 %
Ø  Petani melakukan pemupukan tanaman jagung sesuai anjuran baru 4 %
Ø  Petani menggunakan bibit unggul kacang tanah sesuai anjuran baru 5 %
Ø  Petani memahami Inseminasi Buatan 7 %
Ø  Petani melaksanakan penanganan penyakit cacing pada ternak sapi baru
5 %
Ø  Petani memberikan pakan tambahan baru 5 %
Ø  Petani menggunakan bibit unggul babi sesuai anjuran baru 3 %
Ø  Petani melakukan pemangkasan tanaman kakao sesuai anjuran baru 5 %
Ø  Petani melakukan pengendalian hama Penggerek Buah kakao sesuai anjuran baru 6 %

b.      Aspek Sosial
Ø  Petani memahami manfaat kelompok tani baru 4 %
c.       Aspek Ekonomi
Ø  petani menyediakan bibit unggul babi baru 4 % .

B.      Masalah Non Perilaku :
a.       Obat cacing ternak tidak tersedia dipasaran
b.      Sarana Inseminasi buatan tidak ada
c.       Terbatasnya modal petani membeli bibit unggul babi
C.      PEMECAHAN MASALAH
Upaya pemecahan masalah dilakukan sebagai berikut :
1.       PERILAKU
a.    Aspek Teknis
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melakukan penanaman Padi sesuai anjuran dari 2  % menjadi 5 %
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani menggunakan bibit  unggul padi sesuai anjuran dari  2 % menjadi 5 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melakukan pemupukan tanaman padi sesuai anjuran dari  3 % menjadi 5 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani menggunakan bibit  unggul jagung sesuai anjuran dari  4 % menjadi 7 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melakukan pemupukan tanaman jagung sesuai anjuran dari  4 % menjadi 5 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani menggunakan bibit  unggul Kacang tanah  sesuai anjuran dari  5 % menjadi 7 %.
Ø  Meningkatkan pemahaman petani dan melaksanakan Inseminasi Buatan dari 7 % menjadi 10 %
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan penanganan penyakit cacing pada ternak sapi  sesuai anjuran dari  5 % menjadi 7 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani memberikan pakan tambahan pada ternak babi sesuai anjuran dari  5 % menjadi  7 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani menggunakan bibit  unggul babi sesuai anjuran dari  3 % menjadi 5 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan pemangkasan tanaman kakao sesuai anjuran dari  5 % menjadi 7  %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan pengendalian hama Penggerek Buah Kakao sesuai anjuran dari  6 % menjadi 10 %.

b.          Aspek Sosial
Ø  Meningkatkan Pengetahuan Petani akan manfaat kelompok tani dari 4 %  menjadi 7 %.
c.           Aspek Ekonomi
Ø  Meningkatkan kemampuan petani untuk menyediakan bibit unggul babi dari  4 % menjadi 10  %
2.       NON PERILAKU
Ø  Membuat alternatif obat cacing secara tradisional
Ø  Mengakses sarana Inseminasi buatan melalui pemerintah (Dinas Peternakan Kabupaten / Propinsi.
Ø  Mengakses bantuan bibit unggul ternak babi melalui pemerintah (Dinas Peternakan Kabupaten / Propinsi.

III.                PENUTUP

Demikian faktor penentu yang diperoleh dari hasil identifikasi, uji prioritas masalah sampai diperoleh prioritas masalah baik perilaku maupun non perilaku.
Semoga Ini menjadi acuan yang dapat dipakai oleh oleh penyuluh pertanian dalam penyusunan programa kampung dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh sebagai dasar melaksanakan penyuluhan pertanian dalam meningkatkan Pengetahuan, Ketrampilan,Sikap para pelaku utama dan pelaku usaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan isi komentar anda