KATA PENGANTAR
Faktor Penentu menjadi bagian penting yang tak
terpisahkan dengan perencanaan penyuluhan pertanian, karena
menjadi acuan yang menentukan arah dan
tujuan penyuluhan.
Permasalahan dalam hal ini terkait dengan
faktor-faktor yang dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau
factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini
(faktual dengan kondisi yang ingin dicapai (potensial). Faktor-faktor
tersebut antara lain ;
Faktor penyebab yang
bersifat perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap yakni
berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap
penerapan suatu inovasi/teknologi baru dan Faktor penyebab yang
bersifat non perilaku menyangkut sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku
utama dan pelaku usaha.
Masalah yang ada pada petani baik itu masalah perilaku
maupun non perilaku sangatlah kompleks,
Namun sejatinya masalah tersebut tetap diidentifikasi, diuji
prioritasnya, sehingga mendapatkan prioritas masalah yang dapat dijadikan acuan
dalam perencanaan programa penyuluhan pertanian.
Dari prioritas masalah yang ada selanjutnya disusun
rencana upaya pemecahannya secara berjenjang.
Demikian Faktor Penentu ini disusun, semoga dapat menjadi
acuan dalam merencanakan penyuluhan pertanian, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan produksi, pendapatan, serta kesejahteraan pelaku utama dan pelaku
usaha.
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………….. ii
I.
PENDAHULUAN
………………………………………………………………………... 1
A.
Latar
Belakang……………………………………………………………………. 1
B.
Tujuan…………………………………………………………………………………. 1
II.
MASALAH ..............………………………………………………………............... 2
A.
IDENTIFIKASI MASALAH……………………………………………………… 2
B.
PERUMUSAN MASALAH…………………………………...................... 5
1.
Uji Prioritas Masalah
Menggunakan GMP........................ 5
2.
Urutan Prioritas
Masalah................................................. 6
C.
PEMECAHAN MASALAH.......................................................... 7
III.
PENUTUP...............……………………………………………………………………. 8
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyuluhan yang efektif bagi
peningkatan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan petani yang bermuara pada peningkatan produksi dan kesejahteraan
petani adalah penyuluhan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh
petani baik secara tehnis, sosial dan ekonomis.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat permasalahan yang ada
maka dilakukanlah Identifikasi factor penentu (Impact Point) baik Perilaku maupun Non perilaku secara tehnis, sosial maupun ekonomi melalui metode Analisa Gawat, Mendesak dan Penyebarannya
(GMP).
Gawat maksudnya
merupakan besar/ kecilnya akibat atau kerugian bagi masyarakat petani setempat. Mendesak
adalah ketersediaan waktu bagi pemecahan masalah tertentu, Apabila
masalah itu tidak dapat ditunda lagi berarti semakin mendesak. Penyebarannya,
merata atau hanya parsial saja masalah tersebut muncul. Semakin merata berarti
penyebarannya semakin tinggi.
B.
Tujuan
Tujuan dilakukannya Identifikasi
factor penentu adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
tingkat penerapan tehnologi petani pada suatu wilayah penyuluhan pertanian serta faktor permasalahan yang memepengaruhinya, melalui
identifikasi permasalahan baik perilaku maupun non perilaku.
2. Sebagai
bahan bagi penyusunan programa penyuluhan tingkat Kampung
3. Memperjelas
materi, tehnologi serta inovasi yang akan disuluhkan kepada petani sesuai
dengan prioritas masalah yang harus dipecahkan
4. Untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan penerapan tehnologi dari waktu kewaktu serta
sejauh mana permasalan tersebut dipecahkan baik ditingkat kampung, kabupaten
serta berjenjang tingkat yang lebih tinggi.
II.
MASALAH
- IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Masalah Perilaku dan Non Perilaku dilakukan
dengan menggali dan menghimpun dari para petani yang hasilnya pada tabel
berikut :
Tabel 1. Daftar Identifikasi Masalah
No
|
Usaha
tani
|
Penerapan Teknologi (sekarang)
|
Masalah
|
||
Teknis
|
Sosial
|
Ekonomi
|
|||
I
|
Jagung
|
Jarak Tanam
|
Jarak Tanam Tidak dilakukan sesuai anjuran karena
rendahnya pengetahuan dan kerampilan.
|
-
|
-
|
Pembumbunan
|
Pembumbunan tidak dilakukan karena kurangnya
pengetahuan.
|
-
|
-
|
||
Bibit Unggul
|
Bibit yang digunakan masih jenis lokal karena kurangnya
pengetahuan.
|
-
|
Modal terbatas
|
||
|
|
|
|
|
|
II
|
Kacang Tanah
|
Penyiangan
|
Penyiangan dilakukan tidak sesuai anjuran karena
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani
|
-
|
-
|
Pasca Panen
|
Pasca Panen dilakukan tidak sesuai anjuran karena
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani
|
-
|
-
|
||
III
|
Sapi
|
Inseminasi Buatan
|
Inseminasi Buatan belum
dilakukan karena kurangnya pengetahuan
|
Sarana inseminasi buatan tidak ada
|
-
|
Perkandangan Ternak
|
-
|
Terbatas
nya
lahan untuk menanam rumput
|
Terbatas
nya modal untuk membuat kandang
|
||
Penyakit Cacing
|
Petani belum melaksa nakan
penangan penyakit cacing karena kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan.
|
-
|
Obat cacing sangat langka dipasaran
|
||
IV
|
Babi
|
Pakan Tambahan
|
pakan
tambahan diberikan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan
|
-
|
-
|
Perkandangan
|
Perkandangan tidak sesuai anjuran karena kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan
|
-
|
Modal terbatas
|
||
|
|
|
|
|
|
V
|
Kakao
|
Pemangkasan
tanaman.
|
Pemangkasan tanaman dilakukan tidak sesuai anjuran
karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
|
-
|
-
|
Pengendalian
Hama Penggerek Buah Kakao.
|
Pengendalian hama PBK tidak sesuai anjuran karena kuranngya
pengetahuan dan ketrampilan
|
-
|
-
|
||
Pemupukan
|
-
|
Pupuk tidak tersedia dipasaran
|
Harga pupuk mahal
|
||
|
|
|
|
|
|
VI
|
Sosial
|
Manfaat
kelompok tani.
|
-
|
Kelompok belum berfungsi dengan baik
|
-
|
Kerjasama
petani dalam kelompok
|
-
|
Kurangnya kerjasama anggota didalam kelompok
|
-
|
||
VII
|
Ekonomi
|
Pemupukan Modal
Kelompok
|
-
|
-
|
Modal terbatas
|
Kelompok belum
berperan dalam pengadaan sarana produksi
|
-
|
-
|
Modal terbatas
|
||
Kurangnya modal
petani untuk membeli pupuk
|
-
|
-
|
Modal terbatas
|
- PERUMUSAN MASALAH
1. Uji Prioritas Masalah Menggunakan GMP
Tabel 2. Prioritas
Masalah
NO
|
MASALAH
|
G
|
M
|
P
|
JMLH
|
I
|
PERILAKU
|
|
|
|
|
1
|
Jagung
|
|
|
|
|
|
a. Jarak Tanam
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
b. Pembumbunan
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
c. Bibit Unggul
|
2
|
2
|
1
|
5
|
2
|
Kacang Tanah
|
|
|
|
|
|
a. Penyiangan
|
3
|
2
|
3
|
8
|
|
b. Pasca Panen
|
2
|
2
|
2
|
6
|
3
|
Sapi
|
|
|
|
|
|
a. Inseminasi Buatan
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
b. Perkandangan
Ternak
|
3
|
1
|
3
|
6
|
|
d. Penyakit Cacing
|
3
|
3
|
3
|
9
|
4
|
Babi
|
|
|
|
|
|
a. Pakan Tambahan
|
3
|
2
|
3
|
8
|
|
b. Perkandangan
|
2
|
1
|
2
|
5
|
5
|
Kakao
|
|
|
|
|
|
a. Pemangkasan
tanaman.
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
b. Pengendalian
Hama Penggerek Buah Kakao.
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
c. Pemupukan
|
3
|
2
|
2
|
7
|
6
|
Sosial
|
|
|
|
|
|
a. Manfaat
kelompok tani.
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
b. Kerjasama
petani dalam kelompok
|
3
|
2
|
2
|
7
|
7
|
Ekonomi
|
|
|
|
|
|
a. Pemupukan Modal
Kelompok
|
2
|
2
|
1
|
5
|
|
b. Kelompok
belum berperan dalam pengadaan
sarana produksi
|
2
|
2
|
1
|
5
|
|
c. Kurangnya modal
petani untuk membeli pupuk
|
2
|
3
|
3
|
8
|
II
|
NON PERILAKU
|
|
|
|
|
|
a.Pupuk tidak
tersedia dipasaran
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
b.Obat cacing sangat
langka dipasaran
|
3
|
3
|
3
|
9
|
|
c.Sarana Inseminasi
Buatan tidak ada
|
3
|
2
|
3
|
8
|
|
d.Tidak ada pengecer
pupuk
|
2
|
1
|
2
|
5
|
|
e.Harga pupuk mahal
|
3
|
1
|
1
|
6
|
Keterangan :
Nilai 3 = Gawat,
Mendesak, Penyebaran tinggi
Nilai 2 =
Agak gawat, Agak mendesak, Penyebaran cukup
Nilai 1 =
Tidak gawat, Tidak mendesak, Penyebaran rendah
2. Urutan Prioritas Masalah
Dari Hasil uji prioritas masalah maka didapat masalah baik perilaku dan non
perilaku sebagai berikut :
A. Masalah Perilaku :
a. Aspek Teknis
Ø Petani melakukan penanaman jagung sesuai anjuran baru 10
%
Ø Petani melakukan pembumbunan tanaman
jagung sesuai anjuran baru 10 %
Ø Petani melakukan penyiangan tanaman kacang
tanah sesuai anjuran
10 %
Ø Petani memahami inseminasi buatan 5 %
Ø Petani melaksanakan penangan penyakit
cacing pada ternak sapi baru
3 %
Ø Petani memberikan pakan tambahan pada
ternak babi baru 3 %
Ø Petani melakukan pemangkasan tanaman kakao
sesuai anjuran, baru 3%
Ø Petani melakukan pengendalian hama
Penggerek Buah kakao sesuai anjuran baru 5 %
Ø Petani melakukan pemupukan pada tanaman kakao sesuai
anjuran baru 2 %
b. Aspek Sosial
Ø Petani memahami manfaat kelompok tani baru
2 %
c. Aspek Ekonomi
Ø Petani yang mampu membeli pupuk baru 1 %
B. Masalah Non Perilaku :
a. Pupuk tidak tersedia dipasaran
b. Obat cacing ternak tidak tersedia dipasaran
c. Sarana Inseminasi buatan tidak ada
C. PEMECAHAN
MASALAH
Upaya
pemecahan masalah dilakukan sebagai berikut :
1. PERILAKU
a. Aspek Teknis
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melakukan
penanaman jagung sesuai anjuran dari 10
% menjadi 15 %
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melakukan
pembumbunan tanaman jagung sesuai anjuran dari
5 % menjadi 10 %.
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melakukan
penyiangan tanaman kacang tanah sesuai anjuran dari 10 % menjadi 15
%.
Ø Meningkatkan pemahaman petani dan
melaksanakan Inseminasi Buatan dari 5 % menjadi 10 %
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan
penanganan penyakit cacing pada ternak sapi sesuai anjuran dari 3 % menjadi 5 %.
Ø Meningkatkan kemampuan Petani memberikan
pakan tambahan pada ternak babi sesuai anjuran dari 3 % menjadi
5 %.
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan
pemangkasan tanaman kakao sesuai anjuran dari
3 % menjadi 5 %.
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan
pengendalian hama Penggerek Buah Kakao sesuai anjuran dari 5 % menjadi 10 %.
Ø Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan
pemupukan tanaman kakao sesuai anjuran dari 2
% menjadi 5 %.
b.
Aspek
Sosial
Ø Meningkatkan Pengetahuan Petani akan manfaat
kelompok tani dari 2 % menjadi 5 %.
c.
Aspek Ekonomi
Ø Meningkatkan kemampuan petani untuk membeli
pupuk dari 1 % menjadi 3 %
2. NON PERILAKU
Ø
Membuat
RDKK pupuk bersubsidi dalam rangka penyediaan pupuk
Ø
Membuat
alternatif obat cacing secara tradisional
Ø
Mengakses
sarana Inseminasi buatan melalui pemerintah (Dinas Peternakan Kabupaten /
Propinsi.
III.
PENUTUP
Demikian faktor
penentu yang diperoleh dari hasil identifikasi, uji prioritas masalah sampai
diperoleh prioritas masalah baik perilaku maupun non perilaku.
Semoga Ini menjadi
acuan yang dapat dipakai oleh oleh penyuluh pertanian dalam penyusunan programa
kampung dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh sebagai dasar melaksanakan
penyuluhan pertanian dalam meningkatkan Pengetahuan, Ketrampilan,Sikap para
pelaku utama dan pelaku usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan isi komentar anda