Sabtu, 11 Oktober 2014

Faktor Penentu Kampung Ugyehekbrig Tahun 2014



KATA PENGANTAR

Faktor Penentu menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dengan perencanaan penyuluhan pertanian, karena menjadi acuan yang menentukan  arah dan tujuan penyuluhan.
Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual dengan kondisi yang ingin dicapai (potensial).  Faktor-faktor tersebut antara lain ;
         Faktor penyebab yang bersifat perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap yakni berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi/teknologi baru dan Faktor penyebab yang bersifat non perilaku menyangkut sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha.
Masalah yang ada pada petani baik itu masalah perilaku maupun non perilaku sangatlah kompleks,  Namun sejatinya masalah tersebut tetap diidentifikasi, diuji prioritasnya, sehingga mendapatkan prioritas masalah yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan programa penyuluhan pertanian.
Dari prioritas masalah yang ada selanjutnya disusun rencana upaya pemecahannya secara berjenjang.
Demikian Faktor Penentu ini disusun, semoga dapat menjadi acuan dalam merencanakan penyuluhan pertanian, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produksi, pendapatan, serta kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha.


DAFTAR ISI

                                                                                                                                                Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….                i                      
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..                 ii
I.        PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...                 1
A.      Latar Belakang…………………………………………………………………….                   1            
B.      Tujuan………………………………………………………………………………….                 1
II.      MASALAH ..............………………………………………………………...............              2
A.      IDENTIFIKASI MASALAH………………………………………………………                  2
B.      PERUMUSAN MASALAH…………………………………......................              5     
1.       Uji Prioritas Masalah Menggunakan GMP........................             5
2.       Urutan Prioritas Masalah.................................................             6
C.      PEMECAHAN MASALAH..........................................................          7
III.    PENUTUP...............…………………………………………………………………….                8



I.                    PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penyuluhan yang efektif bagi peningkatan pengetahuan,  sikap dan ketrampilan petani yang bermuara pada peningkatan produksi dan kesejahteraan petani adalah penyuluhan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani baik secara tehnis, sosial dan ekonomis.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat permasalahan yang ada maka dilakukanlah Identifikasi factor penentu (Impact Point) baik Perilaku maupun Non perilaku  secara tehnis, sosial maupun ekonomi melalui metode Analisa Gawat, Mendesak dan Penyebarannya (GMP).
Gawat maksudnya merupakan besar/ kecilnya akibat atau kerugian bagi masyarakat petani setempat. Mendesak adalah ketersediaan waktu bagi pemecahan masalah tertentu, Apabila masalah itu tidak dapat ditunda lagi berarti semakin mendesak. Penyebarannya, merata atau hanya parsial saja masalah tersebut muncul. Semakin merata berarti penyebarannya semakin tinggi.

B.      Tujuan
Tujuan dilakukannya Identifikasi factor penentu adalah sebagai berikut :
1.       Mengetahui tingkat penerapan tehnologi petani pada suatu wilayah penyuluhan pertanian serta faktor permasalahan yang memepengaruhinya, melalui identifikasi permasalahan baik perilaku maupun non perilaku.
2.       Sebagai bahan bagi penyusunan programa penyuluhan tingkat Kampung
3.       Memperjelas materi, tehnologi serta inovasi yang akan disuluhkan kepada petani sesuai dengan prioritas masalah yang harus dipecahkan
4.       Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penerapan tehnologi dari waktu kewaktu serta sejauh mana permasalan tersebut dipecahkan baik ditingkat kampung, kabupaten serta berjenjang tingkat yang lebih tinggi.







II.                  MASALAH

  1. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Masalah Perilaku dan Non Perilaku dilakukan dengan menggali dan menghimpun dari para petani yang hasilnya pada tabel berikut :
Tabel 1. Daftar Identifikasi Masalah
No
Usaha
tani
Penerapan Teknologi (sekarang)
Masalah
Teknis
Sosial
Ekonomi
I
Jagung
Jarak Tanam

Jarak Tanam Tidak dilakukan sesuai anjuran karena rendahnya pengetahuan dan kerampilan.


-
-
Pembumbunan

Pembumbunan tidak dilakukan karena kurangnya pengetahuan.


-
-
Bibit Unggul
Bibit yang digunakan masih jenis lokal karena kurangnya pengetahuan.



-
Modal terbatas






II
Kacang Tanah
Penyiangan
Penyiangan dilakukan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani



-
-
Pasca Panen
Pasca Panen dilakukan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani




-
-
III
Sapi
Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan belum  dilakukan karena kurangnya pengetahuan
Sarana inseminasi buatan tidak ada
-






Perkandangan Ternak
-
Terbatas
nya lahan untuk menanam rumput
Terbatas
nya modal untuk membuat kandang


Penyakit Cacing
Petani belum   melaksa nakan penangan penyakit  cacing karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan.

-
Obat cacing sangat langka dipasaran
IV
Babi
Pakan Tambahan
pakan tambahan diberikan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
-
-
Perkandangan
Perkandangan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan


-
Modal terbatas






V
Kakao
Pemangkasan tanaman.
Pemangkasan tanaman dilakukan tidak sesuai anjuran karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan

-
-
Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao.
Pengendalian hama PBK tidak sesuai anjuran karena kuranngya pengetahuan dan ketrampilan

-
-
Pemupukan
 -
Pupuk tidak tersedia dipasaran
Harga pupuk mahal







VI
Sosial
Manfaat kelompok tani.
-
Kelompok belum berfungsi dengan baik 

-
Kerjasama petani dalam kelompok
-
Kurangnya kerjasama anggota didalam kelompok
-






VII
Ekonomi
Pemupukan Modal Kelompok
-
-
Modal terbatas


Kelompok belum berperan dalam pengadaan sarana produksi


-
-
Modal terbatas
Kurangnya modal petani untuk membeli pupuk


-
-
Modal terbatas












  1. PERUMUSAN MASALAH
1.       Uji Prioritas Masalah Menggunakan GMP
Tabel  2. Prioritas Masalah
NO
MASALAH
G
M
P
JMLH
I
PERILAKU




1
Jagung





a. Jarak Tanam
3
3
3
9

b. Pembumbunan
3
3
3
9

c. Bibit Unggul
2
2
1
5
2
Kacang Tanah





a. Penyiangan
3
2
3
8

b. Pasca Panen
2
2
2
6
3
Sapi





a. Inseminasi Buatan
3
3
3
9

b. Perkandangan Ternak
3
1
3
6

d. Penyakit Cacing
3
3
3
9
4
Babi





a. Pakan Tambahan
3
2
3
8

b. Perkandangan
2
1
2
5
5
Kakao





a. Pemangkasan tanaman.
3
3
3
9

b. Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao.
3
3
3
9

c. Pemupukan
3
2
2
7
6
Sosial





a. Manfaat kelompok tani.
3
3
3
9

b. Kerjasama petani dalam kelompok
3
2
2
7
7
Ekonomi





a. Pemupukan Modal Kelompok
2
2
1
5

b. Kelompok belum berperan dalam pengadaan
    sarana produksi
2
2
1
5

c. Kurangnya modal petani untuk membeli pupuk
2
3
3
8
II
NON PERILAKU





a.Pupuk tidak tersedia dipasaran
3
3
3
9

b.Obat cacing sangat langka dipasaran
3
3
3
9

c.Sarana Inseminasi Buatan tidak ada
3
2
3
8

d.Tidak ada pengecer pupuk
2
1
2
5

e.Harga pupuk mahal
3
1
1
6
Keterangan :
Nilai 3            = Gawat, Mendesak, Penyebaran tinggi
Nilai 2            = Agak gawat,  Agak mendesak, Penyebaran cukup
Nilai 1            = Tidak gawat, Tidak mendesak, Penyebaran rendah




2.       Urutan Prioritas Masalah
Dari Hasil uji prioritas masalah  maka didapat masalah baik perilaku dan non perilaku sebagai berikut  :
A.      Masalah Perilaku  :
a.       Aspek Teknis
Ø  Petani melakukan penanaman jagung sesuai anjuran baru 10 %
Ø  Petani melakukan pembumbunan tanaman jagung sesuai anjuran baru 10 %
Ø  Petani melakukan penyiangan tanaman kacang tanah sesuai anjuran
10 %
Ø  Petani memahami inseminasi buatan 5 %
Ø  Petani melaksanakan penangan penyakit cacing pada ternak sapi baru
3 %
Ø  Petani memberikan pakan tambahan pada ternak babi baru 3 %
Ø  Petani melakukan pemangkasan tanaman kakao sesuai anjuran, baru 3%
Ø  Petani melakukan pengendalian hama Penggerek Buah kakao sesuai anjuran baru 5 %
Ø  Petani melakukan pemupukan pada tanaman kakao sesuai anjuran baru 2 %

b.      Aspek Sosial
Ø  Petani memahami manfaat kelompok tani baru 2 %
c.       Aspek Ekonomi
Ø  Petani yang mampu membeli pupuk  baru 1 %

B.      Masalah Non Perilaku :
a.       Pupuk tidak tersedia dipasaran
b.      Obat cacing ternak tidak tersedia dipasaran
c.       Sarana Inseminasi buatan tidak ada




C.       PEMECAHAN MASALAH
Upaya pemecahan masalah dilakukan sebagai berikut :
1.       PERILAKU
a.    Aspek Teknis
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melakukan penanaman jagung sesuai anjuran dari 10  % menjadi 15 %
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melakukan pembumbunan tanaman jagung sesuai anjuran dari  5 % menjadi 10 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melakukan penyiangan tanaman kacang tanah sesuai anjuran dari 10  % menjadi 15  %.
Ø  Meningkatkan pemahaman petani dan melaksanakan Inseminasi Buatan dari 5 % menjadi 10 %
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan penanganan penyakit cacing pada ternak sapi  sesuai anjuran dari  3 % menjadi 5 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani memberikan pakan tambahan pada ternak babi sesuai anjuran dari  3 % menjadi  5 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan pemangkasan tanaman kakao sesuai anjuran dari  3 % menjadi 5  %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan pengendalian hama Penggerek Buah Kakao sesuai anjuran dari  5 % menjadi 10 %.
Ø  Meningkatkan kemampuan Petani melaksanakan pemupukan tanaman kakao sesuai anjuran dari 2  % menjadi 5 %.
b.          Aspek Sosial
Ø  Meningkatkan Pengetahuan Petani akan manfaat kelompok tani dari 2 %  menjadi 5 %.
c.           Aspek Ekonomi
Ø  Meningkatkan kemampuan petani untuk membeli pupuk dari 1 % menjadi 3 %
2.       NON PERILAKU
Ø  Membuat RDKK pupuk bersubsidi dalam rangka penyediaan pupuk
Ø  Membuat alternatif obat cacing secara tradisional
Ø  Mengakses sarana Inseminasi buatan melalui pemerintah (Dinas Peternakan Kabupaten / Propinsi.
III.                PENUTUP

Demikian faktor penentu yang diperoleh dari hasil identifikasi, uji prioritas masalah sampai diperoleh prioritas masalah baik perilaku maupun non perilaku.
Semoga Ini menjadi acuan yang dapat dipakai oleh oleh penyuluh pertanian dalam penyusunan programa kampung dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh sebagai dasar melaksanakan penyuluhan pertanian dalam meningkatkan Pengetahuan, Ketrampilan,Sikap para pelaku utama dan pelaku usaha.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan isi komentar anda